Yang Dialami Guru Saat Pembelajaran Jarak Jauh, Jangan Bilang Makan Gaji Buta Ya..
oleh smk negeri 9 · Dipublikasikan · Di update

Pandemi COVID-19 yang ini masih melanda dunia sangat berdampak terhadap Pendidikan. Pembelajaran yang mulanya berlangsung secara tatap muka, kini terpaksa harus dilaksanakan secara jarak jauh.
Karena peristiwa wabah ini belum pernah terjadi sebelumnya. Para pihak yang terlibat dalam proses Pendidikan dipaksa harus cepat belajar menyesuaikan keadaan. Misalnya, guru dan murid yang awalnya kurang paham bagaimana menggunakan media digital seperti Google Meet, Zoom dan lain sebagainya. Kini harus bisa beradaptasi agar bisa menyesuaikan kebutuhan pembelajaran.
Dari sudut pandang Guru, ada berbagai dampak positif ketika pandemi. Salah satunya yaitu guru mengantongi ilmu-ilmu baru. Namun, di sisi lain banyak sekali kesulitan yang dialami. Mulai dari segi peralatan hingga pelaksanaan pembelajaran.
Sedihnya lagi, banyak pihak yang mengira kalau guru justru “Memakan gaji buta” gara-gara tidak terlihat aktivitas mengajarnya. Wali murid yang merasa kewalahan membimbing anaknya sering mendesak agar diadakan pembelajaran tatap mula. Tapi, tentunya guru tidak berwenang memutuskan karena bagaimanapun pandemi bukanlah kondisi yang kami inginkan.
Padahal ada beberapa hal yang guru alami ketika pandemi mungkin luput diketahui berikut ini.
1. Waktu Kerja Yang Nyaris Tidak Terbatas
Sebelum pandemi melanda, jam kerja guru rata-rata antara 7-8 jam per harinya. Pulang mengajar, guru bisa melakukan aktivitas lain. Semenjak pandemi, semua pembelajaran berbasis daring.
Ketika di rumah pun guru masih mengerjakan pekerjaan mengajar. Misalnya, merekap nilai atau menjawab pertanyaan murid tentang pembelajaran. Sebab, seringkali murid mengirimkan hasil pekerjaanya sewaktu-waktu.
Bisa pagi buta bahkan tengah malam. Sehingga guru harus selalu siap sedia. Belum lagi tugas tambahan guru selain mengajar juga harus terselesaikan.
2. Sering Miskomunikasi
Karena dilakukan secara daring, menyampaikan materi dan memantau perkembangan murid menjadi kurang maksimal. Memang ada murid yang disiplin hadir dan mengikuti pembelajaran. Tapi, tak sedikit pula yang semaunya.
Seperti mengabaikan jam pelajaran dan guru. Jika idealnya jumlah murid yang ikut adalah 38 anak, yang terjadi seringkali hanya 75% anak yang siap belajar.
Sisanya, ada yang mengerjakan hal lain. Bahkan ketika dihubungi jalur pribadi Guru harus ekstra sabar dan mengelus dada kalau chat hanya di-read saja tanpa ada tanggapan lainnya.
3. Menjadi Debt Collector Dadakan
Untuk memenuhi kompetensi tentunya murid harus mengerjakan tugas yang diberikan guru. Namun, kenyataannya justru ada murid yang tidak mengerjakan sama sekali sehingga guru harus menagihnya berluang kali. Bisa melalui chat, telepon, bahkan mengunjungi rumah murid yang bersangkutan.
4. Terus Belajar Dan Menciptakan Inovasi Belajar
Seperti yang sudah ditulis di awal, bahwa kondisi ini belum pernah terjadi sebelumnya. Sehingga guru harus terus belajar untuk menemukan formula yang tepat saat melaksanakan pembelejaran.
Misalnya, bagaimana cara agar murid tidak jenuh, kembali antusias, serta paham pada materi pembelajaran. Kemudian guru mencoba menerapkan apa yang dipelajari.
Meskipun gagal saat dilaksanakan pada muridnya, bagi guru itu adalah hal yang biasa. Namun, guru tidak lantas menyerah untuk terus belajar di tengah-tengah pekerjaan lainnya.
Guru juga terus belajar untuk memahami kondisi murid. Bagaimanapun setiap murid berbeda latar belakangnya. Tidak semuanya diberikan kemudahan untuk belajar secara jarak jauh.
5. Rindu Mengajar
Bukan hanya murid yang jenuh saat melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Guru juga merasakannya. Ingin kembali seperi dulu, tapi apa daya.
Apalagi ketika datang ke sekolah hanya ada suasana sunyi. Kelas-kelas yang biasanya ramai dengan canda tawa murid, kini kosong tak berpenghuni, rasanya rindu sekali mengajar dengan bercengkrama seperti sediakala.
Kita semua tentunya berharap pandemi ini segera berakhir. Supaya proses pendidikan bisa berjalan seperti semuala. Namun, yang perlu dipahami adalah bahwa pendidikan anak buka menjadi tanggung jawab guru saja.
Peran orang tua sangat berpengaruh dalam hal ini. Maka dari itu, kerja sama antar sekolah, guru, dan orang tua sangatlah menentukan bagaimana keberhasilan proses pembelajaran.
Sumber : https://www.hipwee.com/list/beberapa-hal-ini-dialami-guru-saat-pembelajaran-jarak-jauh/
Author : Kurnia Hidayanti (Hipwee)