UJI KOMPETENSI LSP, SMK NEGERI 9 BANDUNG
[vc_row][vc_column][vc_column_text]Uji Kompetensi Lembaga Sertifikasi Profesi, Siswa Siap Bersaing di Dunia Kerja
Sebanyak 134 siswa SMKN 9 Bandung kompetensi keahlian Jasa Boga melaksanakan Uji Kompetensi. Uji kompetensi sendiri dimulai kemarain sampai dengan hari ini.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Wilayah VII, Husen Rahadian Hasan mengatakan uji kompetensi siswa ini sangat penting bagi siswa untuk mengetahui kompetensi siswa yang dibuktikan dengan sertifikat dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Di mana, dengan sertifikat tersebut, kemampuan siswa dianggap sudah teruji dan layak terjun ke dunia kerja.
“Kompetensi harus diperlihatkan, nanti bukti kompetensinya dibuat sertifikat. Kalau sudah punya sertifikat gampang mau kerja di mana pun lembaga-lembaga sudah percaya, apalagi LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) sudah kredibel,” kata Husen usai membuka kegiatan tersebut, Senin (26/2).
Lewat program ini, kata Husen, kementerian pariwisata membantu dari segi finansial. Serta melakukan pelatihan guru sebagai asesor sebagai perpanjangtanganan kementerian dalam melakukan uji kompetensi.
Output dari uji kompetensi ini adalah siswa yang tersertifikasi kemampuannya. Setelah mereka diakui oleh BNSP, maka sertifikat itu akan diakui juga oleh dunia industri. Dengan demikian mereka terjamin untuk bekerja.
“Tahun ini kita mendapatkan suport dari kementrian pariwisata. Nantinya pemerintah daerah harus menganggarkan secara khusus,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Fungsional Analis Kebijakan Pariwisata Kemenpar, Duta Indra Siregar menuturkan ada 70 ribu sasaran untuk sertifikasi dunia industri. Tahun 2017 lalu, lanjutnya ada sekitar 65 ribu sertifikas.
“Dari tahun ke tahun kita tingkatkan sehingga angka pasar kerja kita sudah kompeten untuk menghadapi target wisata 2019,” ucapnya.
Menurutnya pihak Kemenpar hanya menjadi fasilitator. Selain itu Kemenpar juga melakukan pelatihan kerja pariwisata.
“Kalau uji kompeten suah layak berkeja di nasional dan internasional,” kata dia.
Kepsek SMKN 9 Ontahari mengatakan sertifikasi itu menjadi penjamin bahwa lulusan SMKN 9 sudah memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan kerja.
Hal ini sejalan dengan indikator keberhasilan SMK yang ditentukan dari seberapa besar tamatannya yang diterima di dunia usaha dan industri. Jadi semakin banyak kita memperoleh sertifikat profesi maka semakin baik kualitasnya.
“Merupakan hal sangat bagus karena kompetensi dilihat dari situ. Kita ingin melihat hasilnya. Anak-anak di sini luar biasa. Kita ketemu anak-anak yang bagus. Uji kompetensi sangat mendukung untuk interaksi anak dengan dunia kerja,” ujarnya.
Sementara itu Ketua LSP SMKN 9 Dini Yuningsih merasa optimis semua siswanya dianggap berkompeten. Para siswa ini bakal dinilai penguasaannya dari segi teori maupun praktik terhadap bidang yang ia pelajari selama di bangku sekolah.
“Tujuan uji kompetensi ini untuk mengetahui dan menguji kompetensi dasar dari para asessi (siswa) dari proses pembelajarannya apakah sudah sesuai daengan standar dari 26 unit kompetensi yang diujikan,” kata Yuni.
Yuni berharap dari 134 siswa SMKN 9 yang mengikuti uji kompetensi lolos dari ujian ini. Menurutnya tahun 2017 lalu 132 siswa yang melakukan uji kompetensi dinyatakan kompeten semua.
“Saya berharap tahun ini pun sama 100 persen kompeten semua,” pungkasnya.[/vc_column_text][vc_gallery interval=”3″ images=”969,970,971″][/vc_column][/vc_row]